
TASIK – PT Telkom sebagai salah satu perusahaan BUMN di Indonesia memiliki kewajiban untuk melaksanakan Program CSR (Corporate Social Responcibility) yang terdiri dari 2 program yakni Program Kemitraan dan Bina Lingkungan.
Dalam silaturahminya dengan Forum Pondok Pesantren dan Tokoh Masyarakat se-Priangan Timur di RM Rasa Desa Jalan Terusan BCA Tugujaya Cihideung Kota Tasikmalaya, Rabu (25/4), Management PT Telkom Witel Tasikmalaya bersama Serikat Karyawannya (SEKAR) memastikan dan menjaminkan bahwa penyaluran program CSR akan berpihak kepada kondisi religi Masyarakat Priangan Timur yang mayoritas muslim.
“Sehingga bisa tepat sasaran, tepat manfaat dan berdampak positif terhadap perkembangan masyarakat di Priangan Timur,” ujar GM Telkom Witel Tasikmalaya Joko Wiyono.
Lanjutnya, PT Telkom Witel Tasikmalaya yang wilayah kerjanya meliputi Kota Tasikmalaya, Kabupaten Tasikmalaya, Ciamis, Kota Banjar, Pangandaran dan Garut ini terus melakukan CSR yang dilaksanakan secara periodik.
“Untuk Program Kemitraan meliputi pinjaman bergulir tanpa bunga dan kegiatan lain untuk pemberdayaan ekonomi masyarakat termasuk memajukan Mitra Usaha Kecil dan Menengah (UKM) yang ada di Priangan Timur,” ujarnya.
Di tahun 2017, lanjutnya, Telkom memiliki 299 Mitra Binaan dari berbagai segmen usaha, dan di awal tahun 2018 sebanyak 87 Mitra Binaan, dengan nilai rupiah yang digulirkan sebesar Rp 15,543 miliar. Jumlah tersebut belum termasuk mitra di tahun-tahun sebelumnya
Untuk Bina Lingkungan, katanya, program yang telah dikucurkan sampai dengan tahun 2017 meliputi bedah rumah veteran yang mencapai 110 rumah veteran anggota LVRI yang tersebar se-Priangan Timur, dan Broadband Learning Center (BLC) untuk 6 Pondok Pesantren dari 9 institusi pendidikan serta Pustaka Digital dan Kampung Digital.
Selain itu untuk Bina Lingkungan Telkom pun membantu untuk sarana ibadah di beberapa Pondok Pesantren seperti Pontren Rancabango Garut dan Al Huda Samarang Garut.
“Dengan demikian program CSR PT Telkom Witel Tasikmalaya telah memprioritaskan penyalurannya menyesuaikan dengan kondisi religi masyarakat Priangan Timur,” pungkasnya. (na/adv)