
JAKARTA – Pemerintah Indonesia membuka peluang kerja sama bilateral dengan Ceko dalam penguatan industri pertahanan. Pemerintah melihat hal tersebut sebagai kesempatan untuk merangsang industri pendukung lainnya seperti industri komponen dan baja dari hulu sampai hilir.
Kemungkinan kerja sama tersebut mengemuka setelah Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto bertemu Wakil Menteri Luar Negeri Republik Ceko Martin Tlapa Senin (30/4). Investasi di bidang industri pertahanan menjadi salah satu topik yang dibahas.
”Pengembangan di industri pertahanan dapat memacu sektor terkait lainnya untuk terserap dalam proses produksi,” ujar Airlangga di Jakarta Selasa (1/5). Menurut dia, kedua negara memiliki potensi untuk menjalin hubungan yang lebih erat di sektor industri. Khususnya, industri pertahanan di bidang alat utama sistem persenjataan.
Airlangga menuturkan Indonesia memiliki prospek pasar dan daya saing cukup baik. Misalnya, PT Pindad (Persero) yang telah mumpuni dalam merancang dan membuat kendaraan tempur, persenjataan, dan amunisi.
Ceko pun memandang Indonesia sebagai mitra yang letaknya sangat strategis dengan jumlah penduduk yang besar sehingga memainkan peranan penting dalam menjaga stabilitas dan keamanan di kawasan Asia Tenggara khususnya serta Asia-Pasifik pada umumnya. ”Di samping itu, Ceko melihat Indonesia berperan aktif dalam kerja sama regional seperti ASEAN, APEC, dan ASEM,” tambah Airlangga.
Di sisi lain, menurut pandangan Indonesia, Ceko juga berperan penting dalam menjaga stabilitas dan keamanan di kawasan Eropa Tengah. ”Selain industri pertahanan, sektor lainnya yang potensial untuk disinergikan, antara lain, industri gelas dan keramik serta industri pesawat terbang,” ungkap Airlangga. (agf/c25/sof/jpg)