
KAWALU – Muda-mudi Kampung Genteng Kelurahan Cilamajang Kecamatan Kawalu diajak untuk menjadi generasi yang kreatif. Mereka pun berdiskusi tentang kepemudaan yang dilaksanakan di Madrasah Darul Ilmi, Rabu malam (4/11).
Dalam diskusi tersebut beberapa hal dibahas, dari mulai jurnalisme, kepemudaan dan sosial entrepreneur. Hadir pada kesempatan tersebut beberapa pembicara yang memberikan pemaparan sesuai bidangnya masing-masing.
Dewan Redaksi Radar Tasikmalaya, Tiko Heryanto memberikan pencerahan tentang jurnalisme. Hal itu berkaitan dengan perkembangan zaman di mana aktivitas media sosial masyarakat saat ini cukup aktif mempublikasi berbagai hal.
“Itu bagian dari jurnalisme, aktivitasnya tidak jauh beda dengan wartawan,” ujarnya.
Namun, kata Tiko, cukup disesalkan aktivitas warga di media sosial sering kali mengesampingkan etika. Hal itulah yang membuat media sosial pada akhirnya menimbulkan masalah.
“Kalau melihat jurnalisme, pers itu meskipun bebas tapi bertanggung jawab, karena ada kode etik yang selalu dipegang,” tuturnya.
Maka dari itu, dia mendorong muda-mudi untuk bisa memanfaatkan media sosial dengan cara yang baik. Supaya bisa memberikan dampak perubahan positif bagi lingkungan.
“Seperti wartawan yang hadir untuk membuat perubahan ke arah yang lebih baik,” terangnya.
Ketua Karang Taruna Kota Tasikmalaya, Heri Sulihudin menuturkan bahwa pemuda punya tanggung jawab yang besar. Dia harus menjadi solusi berbagai masalah di masyarakat.
“Bukan hanya sosial saja, tapi juga ekonomi dan yang lainnya,” kata dia.
Untuk merealisasikannya, butuh inovasi dan kreativitas pada diri pemuda dan pemudi. Maka dari itu, para pemuda perlu ikut serta dalam berbagai kegiatan masyarakat untuk meningkatkan kapasitas dan kualitas diri.
“Supaya potensi kita bisa tergali dan bisa dikembangkan,” terangnya.
Ketua Yayasan Mantan Narapidana Tasik (Manasix), Asep Ugar Menjelaskan apapun latar belakang seseorang punya kesempatan untuk berbuat baik dan membuat perubahan positif.
Hal itu yang dipegang sampai akhirnya manasix terbentuk sebagai wadah narapidana yang bertekad untuk insaf.
“Kami yang dulunya seperti sampah, punya kemauan untuk memberikan manfaat bagi masyarakat,” katanya.
Baca juga : Bike Messenger di Kota Tasik Mampu Bertahan Selama Pandemi, Kenapa?
Namun keinginan itu harus dibarengi dengan menggali potensi diri. Pihaknya pun akhirnya membangun destinasi wisata di Sungai Cikalang.
“Sungai yang tadinya banyak sampah, kita ubah menjadi tempat yang berpotensi wisata,” katanya.
Selain itu, pengalamannya menjadi bekal untuk memberikan pencerahan kepada generasi muda. Manasix kerap membina dan menyosialisasikan bahaya narkoba kepada para remaja.
“Kita juga bina remaja yang tadinya dikenal sebagai geng motor, supaya berubah menjadi lebih baik,” jelasnya.
Ketua Ikatan Muda Mudi Genteng-Cilamajang (Ikamu Genci) , Fikri Dikriansyah mengungkapkan apa yang disampaikan pembicara, disimpulkan bahwa pemuda merupakan agen perubahan.
Jangan sampai potensi tersebut tidak berfungsi hanya karena kemalasan. “Untuk menuju pada fungsi itu, semangat kepemudaan, jurnalisme dan sosial entrepreneur jadi penghantarnya,” imbuhnya. (rga)