KOTA TASIK – Akibat membludak terus kasus positif covid-19, Pemkot Tasik kewalahan akan ruangan untuk isolasi dan perawatan pasien positif corona.
Untuk itu, Pemkot Tasik berkomunikasi dengan beberapa pemilik hotel untuk digunakan sebagai ruang isolasi pasien Covid-19. Sebanyak dua hotel sudah siap dipake untuk isolasi pasien corona.
Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Tasik, yang juga Juru Bicara Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Tasikmalaya, Ivan Dicksan mengatakan, pihaknya sudah bernegosiasi dengan beberapa hotel untuk dijadikan tempat isolasi pasien Covid-19.
Menurut dia, 2 hotel sudah bersedia untuk dijadikan tempat isolasi. “Kalau sewaktu-waktu dibutuhkan, kita akan informasikan,” kata dia, saat dihubungi wartawan, Kamis (01/10) malam.
Terang dia, Pemkot Tasikmalaya akan memilih satu di antara dua hotel itu yang dianggap representatif sebagai tempat isolasi pasien Covid-19.
Sebab, tempat isolasi untuk pasien tak bisa sembarangan, melainkan harus mempertimbangkan berbagai aspek.
Mengenai adanya rencana menggunakan gedung pemerintahan sebagai tempat isolasi, Ivan menilai saat ini pihaknya akan fokus pada hotel.
Sebab, tempat isolasi pasien Covid-19 harus juga memenuhi standar pelayanan.
Terlebih pihaknya ingin tempat isolasi pasien Covid-19 fokus pada titik-titik tertentu.
“Kalau terlalu banyak tempat, pengawasannya juga akan lebih makan tenaga. Gedung pemerintahan mungkin pilihan terakhir,” terangnya.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Tasikmalaya, hingga saat ini ruang isolasi di rumah sakit hampir seluruhnya terisi penuh.
Hanya ada empat ruangan yang tersedia di RSUD dr Soekardjo yang masih kosong. Sementara ruang isolasi di rumah sakit lain sudah 100 persen penuh.
Sementara itu, ruang isolasi di Rumah Susun Sewa (Rusunawa) Universitas Siliwangi (Unsil) ada 40 ruangan dan sudah terisi.
Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Kota Tasikmalaya, Uus Supangat menuturkan, di Rusunawa itu terdapat 40 ruangan yang tersedia.Satu ruangan berisi dua tempat tidur.
Sebanyak 30 ruangan digunakan untuk pasien dan sisanya 10 ruangan untuk tenaga kesehatan.
“Yang bisa dipakai untuk pasien 30 ruangan. Dalam kondisi darurat itu bisa menampung 60 pasien. Namun diusahakan satu ruangan itu satu pasien,” tuturnya.
(rezza rizaldi)