Sudah lebih dari satu pekan, seluruh objek wisata di Kabupaten Pangandaran ditutup. Baik yang dikelola Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pangandaran ataupun desa.
“Kami pedagang oleh-oleh ikan asin jambal sedang kesulitan, kami tidak bisa berdagang lagi,” ungkap salah seorang pemilik kios Jambal Roti, Amin Sabtu (28/3).
Amin mengatakan semua pedagang kini mengikuti anjuran bekerja di rumah. Ada juga diantara mereka yang memanfaatkan teknologi informasi untuk memasarkan produk mereka.
“Tapi itu semua tidak sebanding dengan income kita dari berjualan offline, tidak bisa.menutupi,” ucapnya.

Akses ke objek wisata Pantai
Pangandaran sampai kemarin masih ditutup.
Karena, lanjut dia, selama ini pembeli mereka memang kebanyakan adalah wisatawan yang sedang berlibur ke Pangandaran.
“Jadi para pemburu oleh-oleh itu ya wisatawan. Merekalah yang paling banyak membeli produk kita,” katanya.
Saat ini para karyawannya diliburkan hingga ada instruksi lebih lanjut dari pemerintah. “Karena omzet kita terjun bebas, jadi libur dulu deh,” jelasnya.
Ia pun berharap kondisi saat ini bisa berangsur normal dan wisatawan bisa berdatangan kembali ke Pangandaran.
“Kami pun bisa menjajakan produk kami ke mereka (wisatawan),” katanya.

Sementara itu pedagang aksesoris di Pangandaran Sumarna (45) kini lebih memilih untuk diam di rumah. “Dagang saja gak bisa sekarang, sementara anak istri perlu makan,” ucapnya.
Ia pun berharap Covid-19 bisa secepatnya tertangani agar penutupan kawasan objek wisata Pangandaran segera berakhir sehingga dia bisa berdagang lagi.

Sementara itu kondisi Pantai Pangandaran sebagai wajah dari Kabupaten Pangandaran tampak tidak normal sejak ditutup. Biasanya lalu lalang ribuan orang terlihat saat akhir pekan. Namun kali ini sepi. Hanya terlihat 1-2 orang saja.
Sekretaris Balawista Kabupaten Pangandaran Asep Kusdinar mengatakan selama penutupan hampir dua minggu lamanya, kawasan objek wisata terpantau aman.
“Aman saja, tidak ada tanda-tanda tindak kejahatan atau kecelakaan laut,” terangnya.
Dia juga merasa aneh dengan kondisi pantai yang sepi. “Biasanya ramai oleh wisatawan… ini terlihat tidak normal,” ungkapnya. (den)