
Puluhan ton udang rebon memenuhi lahan seluas dua hektar di kawasan Lapang Katapang Doyong, Pantai Timur Pangandaran. Area rumput seketika berubah menjadi hamparan udang berukuran sangat kecil itu.
Sejak tengah malam, Sabtu (5/10). Nelayan bagang yang beroperasi di pantai timur sibuk memanen udang rebon yang menyerbu jaring mereka. Dalam hitungan jam, hilir mudik perahu mengangkut rebon ke daratan. Mereka kemudian membawanya ke kawasan lapang Katapang Doyong.
Disana, sudah ada sejumlah pengepul yang siap membeli udang rebon hasil tangkapan nelayan.
“Alhamdulillah baru sekarang ini ada udang rebon banyak, saya bisa menampung sampai 4 ton lebih dari para nelayan bagang,” tutur Ai (46), salah seorang pengepul kepada Radar.

Dikatakannya, udang rebon basah dihargai Rp 5.000 ribu per kilogramnya. Sementara setelah kering, ia bisa menjual dengan harga Rp 25.000. “Susutnya bisa dua kali lipat dari berat saat basah kalau sudang kering ,” kata dia.
Proses penjemuran udang rebon memakan waktu selama satu hari. “Karena sekarang musim kemarau, seharian juga kering, bisa langsung dijual lagi,” ujarnya.
Sejumlah daerah di pulau jawa ternyata mengincar udang rebon kering atau ebi dari wilayah Kabupaten Pangandaran. Selain bersih, asal Pangandaran juga dikenal memiliki kualitas baik.

“Kualitas rebon kita bagus, jadi kita tidak pernah kesulitan menjualnya,” tutur Odik (27) pengepul udang rebon lainnya.
Biasanya, ia mengirimkan udang ke wilayah Jakarta, Madura, Solo, Cirebon dan sejumlah daerah di Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Dede (43), salah seorang nelayan mengatakan udang rebon termasuk hasil tangkapan musiman yang hanya ada saat tertentu saja. “Kalau sudah musim baru banyak, seperti sekarang, kadang dalam saletahun bisa dua atau tiga kali, gak menentu,” ujarnya. (nay)