
KOTA TASIK – Pimpinan Pondok Pesantren (Ponpes) Ihya As-Sunah Paseh Kecamatan Cihideung Kota Tasik, Ustadz Maman Suratman mengapresiasi BNN dan Polresta Tasikmalaya yang menggagalkan penyelundupan 13 Kg sabu.
Kata dia, dengan terungkapnya kasus tersebut, menunjukkan masih gencarnya peredaran sabu. Apalagi titik temunya ada di Tasikmalaya.
“Artinya ini sangat memukul kita. Dan kami sangat sedih dengan temuan ini,” ujarnya kepada radartasikmalaya.com yang dihubungi melalui ponselnya, Kamis (17/09) sore.
Pasalnya, terang dia, dengan terungkapnya kasus tersebut bisa diindikasikan bahwa di Tasikmalaya masih banyak peredaran sabu.
Kejadian ini, tambah dia, harus menjadi warning untuk warga Tasikmalaya agar senantiasa memperhatikan lingkungannya. Semua harus bekerja sama untuk mendeteksi lebih dini mengenai peredaran narkotika tersebut.
“Sebelumnya kan sudah banyak juga kasus narkotika di Tasik. Karena itu, saya berharap aparat tak pandang bulu dalam mengungkap jaringan narkotika di Tasik,” tegasnya.
Sebab, jelas dia, narkotika adalah musuh bersama dan menjadi sumber kejahatan. “Jangan main-main! Terus berantas narkotika. Takbir,” jelasnya.
Sekadar diketahui, kemarin (16/09) sore pihak BNN dan Polresta Tasikmalaya menggagalkan penyelundupan sabu sebanyak 13 Kg dan meringkus 3 orang tersangkanya.
Saat itu, aparat gabungan memberhentikan sebuah bus jurusan Medan-Tasikmalaya yang diduga hendak menyelundukan sabu terdebut untuk diedarkan di wilayah Tasik serta sekitarnya.
Sedangkan terduga pelaku pengendali sabu di Tasik tersebut dan pemilik bus itu ditangkap BNN RI di tempat berbeda, yaitu di Tanggerang.
(rezza rizaldi)