
TASIK – Mencetak mahasiswa berjiwa wirausaha kreatif di tengah pandemi Covid-19, Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Rema UPI Kampus Tasikmalaya melaksanakan webinar dengan tema Let’s be Extraordinary by Edupreneur, Sabtu (24/10).
Presiden BEM Rema UPI Kampus Tasikmalaya Pajar Reza Pitria menyampaikan, pengetahuan edupreneur ini ditanamkan pada seluruh mahasiswa yang bertujuan untuk mengasah naluri kewirausahaan mahasiswa. Sehingga, setelah mereka lulus dapat menjalankan ide-ide bisnis yang pernah dikembangkan selama kuliah.
“Webinar ini sebagai upaya agar UPI Kampus Tasikmalaya berkembang dalam mencetak lulusan mandiri. Jadi bukan hanya pendidikan yang menjadi sorotan, karena UPI juga bisa mencetak pendidik yang berwirausaha,” katanya kepada Radar, Minggu (1/11).
Menurutnya, bukan mustahil bahwa UPI menjadi kampus yang unggul dalam mencetak pendidik dan wirausahawan. Makanya sejak dini, mahasiswa-mahasiswa ini diberikan gagasan kewirausahaan.
“Misi yang kini tengah BEM Rema lakukan untuk UPI Tasikmalaya adalah meningkatkan kualitas di bidang pendidikan juga kewirausahaan untuk Indonesia, bahkan dunia,” ujarnya.
Sebelumnya, Ketua Tim PkM UPI Kampus Tasikmalaya Dr Hj Epon Nur’aeni L MPd menjelaskan, UPI Kampus Tasikmalaya melaksanakan Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) berbasis Kewirausahaan. Itu sebagai program pengabdian berupa Pelatihan Digital Marketing berbasis Duo Helix untuk 20 mahasiswa Bidikmisi di kampusnya.
Tujuannya membantu mahasiswa bidikmisi agar bisa mengajarkan masyarakat mandiri berwirausaha. Jadi bukan hanya pemerintah memberikan beasiswa saja.
“Mereka punya kemampuan akademik yang bagus. Sehingga program PkM ini niatnya membantu mencetak lulusan yang kreatif, mandiri dan pemutus rantai kemiskinan,” katanya. Kemudian, sebagaimana amanah Undang-undang, bagi penerima Bidikmisi diharapkan dapat menjadi solusi bagi masyarakat.
Hj Epon menambahkan dalam program pengabdian ini dilaksanakan selama lima bulan, terhitung Juli hingga Desember 2020. Untuk rangkaiannya pelatihan dengan tiga tahapan yakni tahapan inkubator bisnis, studi kasus dan roll out pasar. “Nantinya, diharapkan akan lahir banyak wirausaha muda baru dari kalangan mahasiswa,” katanya.
Kemudian, PkM ini digelar dalam menyambut tren ekonomi digital yang terus berkembang. Lalu melihat peluang kebiasaan masyarakat berbelanja dengan digital. “Meskipun kegiatannya daring, berharap peserta dapat menyerap materinya. Sehingga mampu membantu UMKM di lingkungannya,” ujarnya.
Maka saat ini, sambungnya, peserta sudah masuk dalam tahapan studi kasus. Sebentar lagi, mereka akan langsung praktik dan hadir membantu UMKM di Tasikmalaya. “Ke depannya juga bisa mengawal UMKM secara berkelanjutan,” sambungnya. (riz)